Setiap peristiwa di jagat raya ini
adalah potongan-potongan mozaik, terserak disana-sisi. Tersebar dalam rentang
waktu dan ruang-ruang, namun iaakan bersatu perlahan-lahan, membangun siapa
diri kita. Lalu apapun yang kita kerjakan dalam hidup ini akan bergema dalam
keabadian.....
(Sang Pemimpi, Andrea Hirata)
Anda
hari ini adalah cerminan anda lima tahun kedepan dan semuanya dipengaruhi oleh
tiga faktor yanitu siapa sahabat anda hari ini, apa yang anda baca dan apa yang
anda tonton hari ini.
Hukum sebab akibat tidak hanya berlaku
secara pasti dalam ilmu eksak saja, namun berlaku pula dalam kehidupan
sehari-hari. Sebuah peribahasa yang sering kita dengan adalah siapa yang
menanam dia yang akan memetik. Menjadi sebuah poin inti dalam hukum sebab
akibat.
Cepat atau lambat setiap kebaikan yang
kita lakukan akan membuahkan hasil. Begitu juga dengan kejelekan yang kita
lakukan maka cepat atau lambat semuanya akan terbongkar dan kembali kepada
kita. Maka tanamkanla kebaikan kapanpun, dimanapun dan kepada siapapun, sekecil
apapun karena tidak ada yang kecil dihadapan-Nya. Mungkin kita pernah mendengar
sebuah kisah tentang seorang ahli maksiat yang masuk surga atas kasih sayang
Allah hanya karea ia memberi minum seekor anjing yang kehausan atau ahli ibadah
yang masuk neraka yang hanya karena kesombongannya.
Hukum sebab akibat ini sering berkaitan
dengan kebiasaan baik dan buruk. Karena boleh jadi karena kebiasaan buruk kita
kitala terjadi sebab-akibat yang tidak diinginkan. Misalnya, karena kebiasaan
makan yang tidak teratur, menyebabkan kita harus dirawat di di rumah sakit.
Atau karena kebiasaan menonton televisi terlalu lama, mata kita menjadi minus
dan tidak fokus dalam belajar.
Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
seorang mahasiswa yang yakin akan hukum sebab akibat akan kuliah dengan
sungguh-sungguh, hidupnya akan penuh dengan kelimpahan berkah karena yang
dipikirkannya adalah bagaimana caranya ia memberikan yang terbaik dan
bermanfaat terhadap orang lain. Dan seorang pengusaha yang yakin akan hukum
sebab akibat tidak mungkin berdusta dalam menjalankan bisnisnya, karena ia tahu
bahwa Allah sudah mengatur rizkinya.
Selagi masih muda bertekadlah untuk
berlelah-lelah dalam belajar, bekerja, dan memperbanyak silaturahmi. Karena
jika tidak hari ini, maka suatu saat nanti kondisilah yang akan menuntut kita
untuk berlelah-lelah belajar dan bekerja. Selagi masih ada waktu, selagi otak
masih mudah dalam menyerap ilmu, tubuh masih kuat untuk memikul beban serta
tangan masih dapat bekerja maka optimalkanlah semuanya untuk menuntut ilmu,
berkarya dan bekerja.